Arda adalah dunia yang oleh berbagai macam makhluk. Mulai dari yang berintelegensi tinggi seperti Elf, Mermaid, dan Manusia, para hewan magis seperti peri dan unicorn, sampai penghuni dunia gelap, para undead.
Di Arda, sihir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan para penghuninya. Mereka menggunakan sihir untuk berbagai keperluan, tetapi seiring dengan majunya ilmu pengetahuan, para manusia sedikit demi sedikit mulai meninggalkan sihir, bahkan membencinya.
Manusia adalah satu satunya ras yang tidak terikat kepada sihir –mereka bisa hidup meski tanpa sihir samasekali-, tidak seperti ras lain yang kelangsungan hidupnya sangat bergantung kepada penggunaan sihir. Selain itu, tidak semua manusia dianugrahi kemampuan menggunakan sihir. Hal ini menyebabkan beberapa perpecahan di dalam kelompok manusia itu sendiri. Hal juga yang menyebabkan terlahirnya para Mage Hunter.
Akhirnya Oberon, tetua dari kelompok Elf, Seralia, pemimpin para duyung, Lynd, perwakilan para undead, dan Titan, ketua perkumpulan para penyihir yang berasal dari ras manusia, serta Duran, kaisar kerajaan Arda memutuskan, untuk menghindari perpecahan yang lebih lanjut, sihir sebaiknya disembunyikan.
Keputusan ini tentu saja memicu banyak pro dan kontra. Tetapi akhirnya, diambil satu keputusan bulat, bahwa sihir memang harus disembunyikan.
Hal ini, tidak semudah yang diucapkan. Sihir merupakan sesuatu yang sudah amat melekat di Arda. Bukan sesuatu yang dapat dihilangkan begitu saja. Akhirnya para tetua menciptakan suatu dimensi pembatas antara-komunitas sihir dan non-sihir. Jadi, meskipun berada di dunia yang sama, kedua komunitas ini tidak akan pernah bertemu.
Selain diciptakannya dimensi pembatas, para tetua pun melakukan ritual ‘Oblivion’. Ritual besar yang mengakibatkan terhapusnya sihir dari ingatan orang-orang non sihir. (Tidak semua kalangan non-sihir dihilangkan ingatannya. Keluarga kerajaan utama tetap mengetahui akan keberadaan sihir. Hal ini dikarenakan perlunya komunitas sihir dan non-sihir tetap behubungan, karena bagaimana pun, mereka tinggal di dunia dan dimensi yang sama)
Di Arda, sihir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan para penghuninya. Mereka menggunakan sihir untuk berbagai keperluan, tetapi seiring dengan majunya ilmu pengetahuan, para manusia sedikit demi sedikit mulai meninggalkan sihir, bahkan membencinya.
Manusia adalah satu satunya ras yang tidak terikat kepada sihir –mereka bisa hidup meski tanpa sihir samasekali-, tidak seperti ras lain yang kelangsungan hidupnya sangat bergantung kepada penggunaan sihir. Selain itu, tidak semua manusia dianugrahi kemampuan menggunakan sihir. Hal ini menyebabkan beberapa perpecahan di dalam kelompok manusia itu sendiri. Hal juga yang menyebabkan terlahirnya para Mage Hunter.
Akhirnya Oberon, tetua dari kelompok Elf, Seralia, pemimpin para duyung, Lynd, perwakilan para undead, dan Titan, ketua perkumpulan para penyihir yang berasal dari ras manusia, serta Duran, kaisar kerajaan Arda memutuskan, untuk menghindari perpecahan yang lebih lanjut, sihir sebaiknya disembunyikan.
Keputusan ini tentu saja memicu banyak pro dan kontra. Tetapi akhirnya, diambil satu keputusan bulat, bahwa sihir memang harus disembunyikan.
Hal ini, tidak semudah yang diucapkan. Sihir merupakan sesuatu yang sudah amat melekat di Arda. Bukan sesuatu yang dapat dihilangkan begitu saja. Akhirnya para tetua menciptakan suatu dimensi pembatas antara-komunitas sihir dan non-sihir. Jadi, meskipun berada di dunia yang sama, kedua komunitas ini tidak akan pernah bertemu.
Selain diciptakannya dimensi pembatas, para tetua pun melakukan ritual ‘Oblivion’. Ritual besar yang mengakibatkan terhapusnya sihir dari ingatan orang-orang non sihir. (Tidak semua kalangan non-sihir dihilangkan ingatannya. Keluarga kerajaan utama tetap mengetahui akan keberadaan sihir. Hal ini dikarenakan perlunya komunitas sihir dan non-sihir tetap behubungan, karena bagaimana pun, mereka tinggal di dunia dan dimensi yang sama)